Friday, June 20, 2014

At Tauhid: Jagalah Shalat, Buatlah Nabi Tersenyum



Agungnya kedudukan shalat dalam islam. ALLAH Ta’ala berfriman yang artinya “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman yaitu mereka yang khuyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al Mu’min : 1-2). Shalat adalah amalan yang sangat besar nilai dan tinggi kedudukannya di dalam islam. Berikut ini sedikit dalil yang menggambarkan agungnya kedudukan shalat dalam islam:
Rukun islam yang paling utama setelah syahadat
            Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda; “Islam dibangun diatas lima landasan; persaksian tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan ALLAH dan Muhammad adalah utusan ALLAH, menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke baitullah dan puasa Ramadhan” (HR Bukhari dan Muslim)
Perintah langsung dari ALLAH diatas langit
            Shalat adalah ibadah yang ALLAH perintahkan kepada Rasulullah secara langsung diatas langit ketika beliau mengalami peristiwa isra’ mi’raj tanpa perantara malaikat, tidak seperti amalan lainnya.
Wasiat Nabi di penghujung hayat beliau
            Dari Ali, beliau berkata, “Akhir wasiat Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah; “Jagalah shalat… Jagalah shalat… bertaqwalah kepada ALLAH dalam memperlakukan budak kalian.” (HR. Ahmad)
Bahaya meninggalkan shalat
            ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. Maka kelak mereka akan menemui ghayy”(QS. Maryam: 59-60)
            Ibnu Mas’ud mengatakan, “Ghayy” adalah sungai di Jahannam yang memuakkan rasanya dan dalam dasarnya.” (Tafsir Ath Thabari, 18/218). Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Pembatas antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim)
            Adapun ulama yang berpendapat kafirnya orang yang sengaja meninggalkan shalat, mereka punya dalil yang kuat dari Al-Quran dan As sunnah. Minimal, adanya berbagai dalil yang berbicara tentang keadaan orang yang sengaja meninggalkan shalat akan menimbulkan rasa takut yang luar biasa dalam hati seorang muslim jika tidak maksimal menjaga shalat dan menyia-nyiakan” (Ta’zhimus Shalah, 23)
            Pembaca yang dimuliakan ALLAH, sedikit keterangan diatas semoga bisa menggambarkan betapa bahayanya meninggalkan shalat. Seandainya pun kita melihat realita adanya silang pendapat di kalangan ulama, tentu kita tidak akan merasa nyaman jika ternyata status keislaman kita yang sedang diperselisihkan, apakah kita masih muslim atau islam kita sudah batal tanpa sadar akibat meninggalkan shalat?
Wajibnya shalat berjama’ah bagi laki-laki
            ALLAH Ta’ala berfirman, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku” (QS. Al Baqarah: 43). Pada ayat ini, setelah ALLAH Ta’ala memerintahkan untuk mendirikan shalat, ALLAH juga memerintahkan agar shalat tersebut ditunaikan secara berjama’ah di rumah ALLAH.
            Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka”(HR. Bukhari dan Muslim)
            Pada hadis diatas, Nabi mengancam orang yang tidak shalat berjama’ah tanpa alasan bahwa rumah mereka akan dibakar. Tentu ancaman keras ini menunjukkan bahayanya tidak ikut shalat berjama’ah bersama kaum muslimin.
Dan masih banyak dalil dari Al-Quran dan As Sunnah yang menunjukkan wajibnya shalat berjama’ah bagi laki-laki. Adapun wanita, boleh ikut shalat berjama’ah di mesjid selama memperhatikan adab-adab keluar rumah bagi seorang wanita.
Shalatlah seperti aku shalat
            Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Bukhari). Sebagaimana yang sudah diketahui, syarat diterimanya amal ada dua, niat yang ikhlas dan sesuai petunjuk Nabi. Maka, kita harus shalat sebagaimana Nabi shalat, mempelajari rukun dan wajib shalat, tata cara berdirinya Nabi, ruku’nya, sujudnya, dan seluruh hal yang berkaitan dengan kewajiban dalam shalat supaya shalat kita sah.
Shalat yang mencegah dari perbuatan keji dan munkar
            ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji  dan munkar” (QS. Al Ankabut: 45). Syaikh As Sa’di ketika menafsirkan firman ALLAH Ta’ala yang artinya, “Dan orang yang mendirikan shalat”(QS. Al Baqarah : 3) mengatakan, “Pada ayat ini ALLAH tidaklah berfirman, “Kerjakanlah shalat”. Karena seseorang tidaklah cukup sekedar mengerjakan shalat dengan melakukan gerakan-gerakan shalat. Tetapi, mendirikan shalat (bukan sekadar mengerjakan) adalah mendirikannya secara lahir dengan menyempurkan rukun shalat, wajib shalat, dan syarat shalat, serta mendirikannya secara batin, dengan menghidupkan ruh shalat yaitu menghadirkan hati ketika shalat dan merenungi setiap bacaan dan gerakan dalam shalat. Inilah shalat yang ALLAH katakana, “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar” (Taisir Karimir Rahman, hal 27)
Kiat menikmati shalat
            Suatu ketika, Nabi shallallahu alaihi wasalam pernah berkata kepada bilal, “Wahai bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat!”(HR. Abu Dawud dan Ahmad). ALLAH Ta’ala telah menjadikan shalat sebagi media rekreasi hati bagi Nabi shallallahu alaihi wasalm. Berikut enam poin yang dapat membantu kita untuk menggapai hal ini; niat yang ikhlas, fokuskan hati hanya mengingat ALLAH di dalam shalat, meneladani tata cara shalat Nabi, ihsan; yakni beribadah seakan-akan melihat ALLAH secara langsung. Jika belum bisa yakinlah bahwa ALLAH senatiasa melihat gerak-gerik kita, menyadari bahwa setiap shalat yang kita dirikan, semata-mata adalah karunia dan rahmat ALLAH semata, dan menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang kita lakukan dalam menjalankan kewajiban shalat ini sehinga kita berusa lebih maksimal dalam mengerjakan shalat dan senantiasa memohon ampunan kepada ALLAH. (Ta’zhimus Shalal, 84-87)
Buatlah Nabi tersenyum!
            Tatkala Nabi shallallahu alaihi wasallam sedang menderita sakit yang mengantarkan beliau kembali kepada ALLAH Ta’ala, beliau berhalangan menunaikan shalat subuh berjama’ah. Diwaktu itu, beliau mencoba melihat apa yang terjadi di luar sana, melongok melihat keadaan para sahabat beliau. Mulailah beliau mendekati jendela kamar beliau dan menyngkapi tirai yang menghalangi pandangan beliau dengan masjid, ternyata beliau melihat pemandangan indah di fajar tersebut.
            Barisan para sahabt yang dipimpin oleh Abu Bakar Ash Shiddiq yang tersusun rapi dalam shaf-shaf shalat subuh berjama’ah di mesjid, membuat beliau tersenyum bahagia ditengah parahnya sakit beliau. Kaum muslimin yang dimuliakan ALLAH, Beliau tersenyum ketika beliau melihat umat beliau memenuhi masjid, membentuk barisan shaf yang rapid an mendirikan shalat karena ALLAH Ta’ala secara berjama’ah. Tidakkah kita ingin membuat beliau tersenyum? At Tauhid : Jagalah Shalat, Buatlah Nabi Tersenyum
 

No comments:

Post a Comment