Thursday, June 20, 2013

At-Tauhid : Orang yang pantas dicemburui



Orang yang Pantas Dicemburui

            Hukum asalnya, sifat iri dan cemburu terhadap kelebihan orang lain dalam islam tidak diperrbolehkan. Karena sifat ini mengandung prasangka buruk kepada ALLAH dan tidak ridha dengan pembagian yang ALLAH berikan kepada makhluk-NYA. Akan tetapi, Rasulullah Shallahhahu ‘alaihi wasallam mengecualikan beberapa orang yang boleh dan pantas untuk dicemburui karena kelebihan besar yang mereka miliki. Siapakah mereka?. Temukan jawabannya dalam hadis berikut ini;
            Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji)kecuali pada dua orang: seorang yang dipahamkan oleh ALLAH tentang AL-Quran kemudian dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang tetangganya mendengarkan (bacaan AL-Quran)nya dan berkata:”Duhai kiranya aku diberi (pemahaman AL-Quran) seperti yang diberikan kepada si folan, sehingga aku bias mengamalkan (membaca AL-Quran) seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh ALLAH baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan) yan benar, lalu ada orang lain yang berkata: “Duhai kiranya aku diberi (kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si folan, sehingga aku bias mengamalkan (bersedekah di jalan ALLAH) seperti yang diamalkannya”. (HR. AL-Bukhari).
            Maksud iri/cemburu dalam hadis diatas adalah iri yang benar dan tidak tercela, yaitu AL-Gibthah, yang artinya menginginkan nikmat yang ALLAH berikan kepada orang lain tanpa mengaharapkan hilangnya nikmat itu dari orangg tersebut [lihat “Siyaru alaamin nubalaa”(8/437].
            Coba perhatikan dan renungkan hadis ini dengan seksama. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan dua golongan manusia yang pantas untuk dicemburui, yaitu orang yang memahami AL-Quran dan mengamalkannya serta orang yang memiliki harta dan menginfakkannya di jalan ALLAH.
            Dalam hadis ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan sebab yang menjadikan mereka pantas untuk di cemburui, bukan karena kelebihan dunia semata yang mereka miliki, tapi karena mereka mampu untuk menundukkan hawa nafsu yang mencintai dunia secara berlebihan, sehingga harta yang mereka miliki tidak menghalangi mereka untuk meraih keutamaan tinggi di sisi ALLAH.
            Inilah kelebihan sejati yang pantas dicemburui, adapun kelebihan harta atau kedudukan duniawi semata maka ini sangat tidak pantas untuk dicemburui, karena ini hakikatnya bukan merupakan kelebihan tapi celaan dan fitnah bagi manusia, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta”. [(HR. At- Tarmidzi dan Ahmad), dinyatakan shahih oleh imam At-Tarmidzi dal Al-Albani].
            Oleh karena itu, cemburu dan iri hanya kerena kelebihan harta yang dimiliki seseorang tanpa melihat bagaimana penggunaan harta tersebut, inni adalah sifat yang sangat tercela. ALLAH berfirman tentang orang-orang yang iri melihat harta kekayaan Qarun (yang artinya) : “Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan perhiasannya (harta bendanya). Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata: “Duhai kiranya kami mempunyai harta kekayaan seperti yang diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar memiliki keberuntungan yang besar”. Tetapi orang0orang yang dianugerahkan ilmu berkata:”Celakalah kalian! Ketahuilah, pahala ALLAH lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar. Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang (mampu) menolongnya selain ALLAH, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukan (harta benda) Qarun itu berkata: “Aduhai, benarlah kiranya ALLAH yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia dikehendaki diantara hamba-hamba-NYA dan membatasi (bagi siapa yang Dia dikehendaki diantara hamba-hambanya). Sekiranya ALLAH tidak melimpahkan karunia-NYA kepada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat ALLAH)”. (QS. Al-Qashash: 79-92).
            Adapun contoh sikap cemburu yang benar adalah sikap cemburu dalam kebaikan yang ditunjukan oleh orang-orang yang sempurna iman mereka, para shabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam , sebagaimana yang disebutkan dalam hadis berikut: Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu  dia berkata: “ Orang-orang miskin (dari para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam) pernah dating menemui beliau, lalu mereka berkata: “Wahai Rasulullah, orang-orang (kaya)yang memiliki harta yang berlimpah bias mendapaatkan pahala (dari harta mereka), kedudukan yang tinggi (disisi ALLAH Ta’ala) dan kenikmatan yang abadi di surga, karena mereka melaksanakan shalat seperti kami melaksanakan shalat dan mereka juga berpuasa seperti kami berpuasa, tapi mereka memiliki kelebihan harta yang mereka gunakan untuk menunaikan ibadah haji, umrah, jihad dan sedekah, sedangkan kami tidak memiliki harta….”. Dalam riwayat Imam Muslim, di akhir hadis ini Rasulullah Shallalla ‘alaihi wasallam bersabda : “Itu adalah karunia (dari) ALLAH yang diberikan-NYA kepada siapa yang dikehendaki-NYA”. [(HR. Al-Bukhari dan Muslim)].
            Imam Ibu Hajar berkata: “Dalam hadis ini (terdapat dalil yang menunjukan) lebih utamanya orang kaya yang menunaikan hak-hak ALLAH Ta’ala pada (harta) kekayaannya dibandingkan orang miskin, karena berinfak di jalan ALLAH (seperti yang disebutkan dalam hadis diatas) hanya bias dilakukan oleh orang kaya”. [lihat “Fathul Baari” (3/298)].
            Kesimpulannya, terrmasuk orang yang pantas dicemburui, bahkan kecemburuan tersebut dipuji dalam islam adalah orang yang memiliki kelebihan dalam harta tapi dia selalu menginfakkan hartanya di jalan ALLAH. Karena kecemburuan ini dapat menjadi motivasi untuk berlomba-lomba dalam kebaikan yang diperintahkan dalam agama. ALLAH berfirman (yang artinya): “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan”. (QS. Al-Baqarah: 148).
            Jadi cemburu dan iri kepadda kelebihan harta yang dimiliki seseorang bukan karena kelebihan harta yang dimilikinya semata-mata, akan tetapi karena motivasi kebaikan besar yang dimilikinya dengan banyak membelanjakan hartanya di jalan ALLAH. Inilah sebaik-baik harta yang dimiliki oleh orangyang beriman, sebagaiman sabda Rasulullah: “Sebaik-baik harta yanga shaleh (penuhh berkah) adalah untuk hamba yang shaleh”.
            Adapun sifat rakus dan ambisi berlebihan terhadap harta tanpa mempertimbangkan keberkahan dan manfaatnya dalam meraih keridhaan ALLAH maka ini perbuatan tercela dan sebab yang akan merusak keimanan seorang hamba, serta menjadikannya jauh dari segala kebaikan dunia dan akhirat.
            Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka ALLAH akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/ tidak perrnah merasa cukup selalu ada di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang ALLAH tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utamanya) maka ALLAH akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi dating kepadanya dalam keadaan rendah (tidak berrnilai dihadapannya”. [HR. Ibnu Majah, Ahmad, Ad- Daarimi, Ibnu Hibban dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih  oleh Ibnu Hibban, Al-Bushiri dan syaikh Al-Albani].
            Semoga ALLAH memudahkan kita untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan kepada-NYA.At-Tauhid: Orang yang pantas dicemburui

No comments:

Post a Comment