Rukun islam yang paling utama
setelah syahadat
Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda; “Islam dibangun diatas lima landasan; persaksian tidak ada sesembahan
yang berhak disembah melainkan ALLAH dan Muhammad adalah utusan ALLAH,
menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke baitullah dan puasa Ramadhan” (HR
Bukhari dan Muslim)
Perintah langsung dari ALLAH diatas
langit
Shalat adalah ibadah yang ALLAH
perintahkan kepada Rasulullah secara langsung diatas langit ketika beliau
mengalami peristiwa isra’ mi’raj tanpa perantara malaikat, tidak seperti amalan
lainnya.
Wasiat Nabi di penghujung hayat
beliau
Dari Ali, beliau berkata, “Akhir
wasiat Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah; “Jagalah shalat… Jagalah
shalat… bertaqwalah kepada ALLAH dalam memperlakukan budak kalian.” (HR. Ahmad)
Bahaya meninggalkan shalat
ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya,
“Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya. Maka kelak mereka akan menemui
ghayy”(QS. Maryam: 59-60)
Ibnu Mas’ud mengatakan, “Ghayy”
adalah sungai di Jahannam yang memuakkan rasanya dan dalam dasarnya.” (Tafsir
Ath Thabari, 18/218). Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Pembatas
antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekafiran adalah meninggalkan
shalat.” (HR. Muslim)
Adapun ulama yang berpendapat
kafirnya orang yang sengaja meninggalkan shalat, mereka punya dalil yang kuat
dari Al-Quran dan As sunnah. Minimal, adanya berbagai dalil yang berbicara
tentang keadaan orang yang sengaja meninggalkan shalat akan menimbulkan rasa
takut yang luar biasa dalam hati seorang muslim jika tidak maksimal menjaga
shalat dan menyia-nyiakan” (Ta’zhimus Shalah, 23)
Pembaca yang dimuliakan ALLAH,
sedikit keterangan diatas semoga bisa menggambarkan betapa bahayanya
meninggalkan shalat. Seandainya pun kita melihat realita adanya silang pendapat
di kalangan ulama, tentu kita tidak akan merasa nyaman jika ternyata status
keislaman kita yang sedang diperselisihkan, apakah kita masih muslim atau islam
kita sudah batal tanpa sadar akibat meninggalkan shalat?
Wajibnya shalat berjama’ah bagi
laki-laki
ALLAH Ta’ala berfirman, “Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang
ruku” (QS. Al Baqarah: 43). Pada ayat ini, setelah ALLAH Ta’ala memerintahkan
untuk mendirikan shalat, ALLAH juga memerintahkan agar shalat tersebut
ditunaikan secara berjama’ah di rumah ALLAH.
Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda, “Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat
didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama
beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri
shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka”(HR. Bukhari dan Muslim)
Pada hadis diatas, Nabi mengancam
orang yang tidak shalat berjama’ah tanpa alasan bahwa rumah mereka akan
dibakar. Tentu ancaman keras ini menunjukkan bahayanya tidak ikut shalat
berjama’ah bersama kaum muslimin.
Dan
masih banyak dalil dari Al-Quran dan As Sunnah yang menunjukkan wajibnya shalat
berjama’ah bagi laki-laki. Adapun wanita, boleh ikut shalat berjama’ah di
mesjid selama memperhatikan adab-adab keluar rumah bagi seorang wanita.
Shalatlah seperti aku shalat
Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda, “Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Bukhari).
Sebagaimana yang sudah diketahui, syarat diterimanya amal ada dua, niat yang
ikhlas dan sesuai petunjuk Nabi. Maka, kita harus shalat sebagaimana Nabi
shalat, mempelajari rukun dan wajib shalat, tata cara berdirinya Nabi,
ruku’nya, sujudnya, dan seluruh hal yang berkaitan dengan kewajiban dalam
shalat supaya shalat kita sah.
Shalat yang mencegah dari perbuatan
keji dan munkar
ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya,
“Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan munkar” (QS. Al Ankabut: 45). Syaikh As
Sa’di ketika menafsirkan firman ALLAH Ta’ala yang artinya, “Dan orang yang
mendirikan shalat”(QS. Al Baqarah : 3) mengatakan, “Pada ayat ini ALLAH
tidaklah berfirman, “Kerjakanlah shalat”. Karena seseorang tidaklah cukup
sekedar mengerjakan shalat dengan melakukan gerakan-gerakan shalat. Tetapi,
mendirikan shalat (bukan sekadar mengerjakan) adalah mendirikannya secara lahir
dengan menyempurkan rukun shalat, wajib shalat, dan syarat shalat, serta
mendirikannya secara batin, dengan menghidupkan ruh shalat yaitu menghadirkan
hati ketika shalat dan merenungi setiap bacaan dan gerakan dalam shalat. Inilah
shalat yang ALLAH katakana, “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji
dan munkar” (Taisir Karimir Rahman, hal 27)
Kiat menikmati shalat
Suatu ketika, Nabi shallallahu
alaihi wasalam pernah berkata kepada bilal, “Wahai bilal, istirahatkanlah kami
dengan shalat!”(HR. Abu Dawud dan Ahmad). ALLAH Ta’ala telah menjadikan shalat
sebagi media rekreasi hati bagi Nabi shallallahu alaihi wasalm. Berikut enam
poin yang dapat membantu kita untuk menggapai hal ini; niat yang ikhlas,
fokuskan hati hanya mengingat ALLAH di dalam shalat, meneladani tata cara
shalat Nabi, ihsan; yakni beribadah seakan-akan melihat ALLAH secara langsung.
Jika belum bisa yakinlah bahwa ALLAH senatiasa melihat gerak-gerik kita,
menyadari bahwa setiap shalat yang kita dirikan, semata-mata adalah karunia dan
rahmat ALLAH semata, dan menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang kita
lakukan dalam menjalankan kewajiban shalat ini sehinga kita berusa lebih
maksimal dalam mengerjakan shalat dan senantiasa memohon ampunan kepada ALLAH.
(Ta’zhimus Shalal, 84-87)
Buatlah Nabi tersenyum!
Tatkala Nabi shallallahu alaihi
wasallam sedang menderita sakit yang mengantarkan beliau kembali kepada ALLAH
Ta’ala, beliau berhalangan menunaikan shalat subuh berjama’ah. Diwaktu itu,
beliau mencoba melihat apa yang terjadi di luar sana, melongok melihat keadaan
para sahabat beliau. Mulailah beliau mendekati jendela kamar beliau dan
menyngkapi tirai yang menghalangi pandangan beliau dengan masjid, ternyata
beliau melihat pemandangan indah di fajar tersebut.
Barisan para sahabt yang dipimpin
oleh Abu Bakar Ash Shiddiq yang tersusun rapi dalam shaf-shaf shalat subuh
berjama’ah di mesjid, membuat beliau tersenyum bahagia ditengah parahnya sakit
beliau. Kaum muslimin yang dimuliakan ALLAH,
Beliau tersenyum ketika beliau melihat umat beliau memenuhi masjid, membentuk
barisan shaf yang rapid an mendirikan shalat karena ALLAH Ta’ala secara
berjama’ah. Tidakkah kita ingin membuat beliau tersenyum? At Tauhid : Jagalah Shalat, Buatlah Nabi Tersenyum
No comments:
Post a Comment