Friday, July 12, 2013

At-Tauhid: Beribadah Hanya Untuk Menggapai Dunia



Beribadah Hanya Untuk Menggapai Dunia
            Inilah yang sering kita lihat pada umat islam saat ini. Mereka memang gemar melakukan puasa sunnah (yaitu puasa senin-kamis dan lainnya, namun semata-mata hanya untuk menyehatkan badan sebagaimana saran dari beberapa kalangan. Ada juga yang gemar sekali bersedekah, namun dengan tujuan hanya untuk memperlancar rezeki dan karir. Semua yang dilakukan memang suatu amalan yang baik. Tetapi niat didalam hati senyatanya tidak ikhlas karena ALLAH, namun hanya ingin mendapatkan tujuan-tujuan duniawi semata. Kalau memang demikian, mereka bisa termasuk orang-orang yang tercela seebagaimana disebutkan dalam ayat berikut.

Dengan Amalan Sholeh Hanya Mengharap Keuntungan Dunia, Sungguh Akan Sangat Merugi
            ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Barangsiapa yang menhendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali nerraka dan lenyaplah diakhirat itu apa yang telah mereka usahakan didunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Hud [11]; 15-16).
            Yang dimaksudkan dengan “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia” yaitu barang siapa yang menginginkan kenikmatan dunia dengan melakukan amalan akhirat. Yang dimaksudkan dengan “Perhiasan Dunia” adalah harta dan anak.
            Mereka yang beramal seperti ini; “Niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”. Maksudnya adalah mereka akan berikan dunia yang mereka inginkan. Ini semua diberikan bukan karena mereka telah berbuat baik, namun semata-mata akan membuat terlena dan terjerumus dalam kebinasaan karena rusaknya amalan mereka. Dan juga mereka tidak akan pernah yubkhosuun, yaitu dunia yang diberikan kepada mereka tidak akan dikurangi. Ini berarti mereka akan diberikan dunia yang mereka cari seutuhnya (sempurna).
            Lihatlah firman ALLAH yang artinya, “Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka”. Inilah akibat orang yang hanya beribadah untuk mendapat tujuan dunia saja. Mereka memang di dunia akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Adapun di akhirat, mereka tidak akan memperoleh pahala karena mereka dalam beramal tidak menginginkan akhirat. Ingatlah, balasan akhirat hanya akan diperoleh oleh orang yang mengharapkannya. ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min. maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”. (QS. Al-Israa; 19).
            Ibnu Abbas juga mengatakan, “Barang siapa yang melakukan amalan puasa, shalat atau shalat malam namun hanya ingin mengharapkan dunia, maka balasan dari ALLAH; “ALLAH akan memberikan baginya dunia yang dia cari-cari. Namun amalannya akan sia-sia (lenyap) di akhirat nanti karena mereka hanya ingin mencari dunia. Di akhirat, mereka juga akan termasuk orang-orang yang merugi”. Perkataan yang sama dengan Ibnu Abbas ini juga dikatakan oleh Mujahid, Adh Dhohak dan selainnya.
Hanya Beramal Untuk Menggapai Dunia, Tidak Akan Dapat Satu Bagian Pun Di Akhirat
            Kenapa seseorang beribadah dan beramal hanya ingin menggapai dunia? Jika seseorang beramal untuk mencari dunia, maka dia memang akan diberi. Jika  shalat tahajud, puasa senin-kamis yang dia lakukan hanya meraih dunia, maka dunia akan dia peroleh dan tidak akan dikurangi. Namun apa akibatnya di akhirat? Sungguh di akhirat dia akan merugi. Dia tidak akan memperoleh balasan di akhirat disebabkan amalannya yang hanya ingin mencari-cari dunia.
            Namun bagaimana dengan orang yang beramal dengan ikhlas, hanya ingin mengharapkan akhirat? Di akhirat dia akan memperoleh pahala yang berlipat ganda. ALLAH berfirman yang artinya, “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat dan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat”. (QS. Asy Syuraa; 20).
            Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas, “Barang siapa yang mencari keuntungan di akhirat, maka Kami akan menambahkan keuntungan itu baginya, yaitu Kami akan kuatkan, berikan nikmat padanya karena tujuan akhirat yang dia harapkan. Kami pun akan menambahkan nikmat padanya dengan Kami balas setiap kebaikan dengan sepuluh kebaikan hingga 700 kali lipat hingga kelipatan yang begitu banyyak sesuai dengan kehendakan ALLAH… Namun jika yang ingin dicapai adalah dunia dan dia tidak punya keinginan menggapai akhirat sama sekali, maka balasan akhirat tidak akan ALLAH beri dan dunia pun akan diberi sesuai dengan yang ALLAH kehendaki. Dan jika kehendaki, dunia dan akhirat sekaligus tidak akan dia peroleh. Orang seperti ini hanya merasa senang dengan keinginannya saja, namun barangkali di akhirat dan dunia akan lenyap seluruhnya dari dirinya”.
            Ats Tsauri, Abul Aliyah dan Ubay Bin ka’ab mengatakan, “Umat ini diberi kabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka muni. Barang siapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bagian pun”. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dalam kitabnya, Al Hakim dan Al Baihaqi).
Tanda Seseorang Beramal Untuk Tujuan Dunia
            Dari Abu Hurairah mengatakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridho, dia akan celaka dan akan kembali binasa”. (HR. Bukhari). Qothifah adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. (I’aanatul mustafid, 2/93).
            Kenapa dinamakan hamba dinar, dirham dan pakaian  mewah? Karena mereka yang disebutkan dalam hais tersebut beramal untuk menggapai harta-harta tadi, bukan ikhlas karena ALLAH. Demikianlah sehingga mereka disebut hamba dinar, dirham dan seterusnya. Adapun orang yang beramal karena ingin mengharapkan akhirat semata, mereka itulah yang disebut hamba ALLAH.
            Diantara tanda bahwa mereka beramal untuk menggapai harta-harta tadi atau ingin menggapai dunia disebutkan dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam yang artinya, “Jika diberi, dia ridha. Namun jika tidak diberi, dia pun tidak ridho (murka), dia akan celaka dan kembali binasa”. Hal ini juga dikatakan kepada orang-orang yang munafik sebagaimana dalam firman ALLAH yang artinya, “Dan diantara mereka ada orang yang mencelamu tentang distribusi zakat; jika mereka diberi sebagian daripadanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi sebagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah”. (QS. At Taubah; 58).
            Itulah tanda seseorang dalam beramal hanya ingin menggapai tujuan dunia. Jika dia diberi kenikmatan dunia, dia ridho. Namun, jika kenikmatan dunia tersebut tidak kunjung datang, dia akan murka dan marah. Dalam hatinya seraya berujar, “Sudah sebulan saya merutinkan shalat malam, namun rizki dan usaha belum juga lancar”. Inilah tanda orang yang selalu berharap dunia dengan amalan sholehnya.
            Adapun seorang mukmin, jika diberi nikmat, dia akan bersyukur. Sebaliknya, jika tidak diberi, dia akan beramal bukan untuk mencapai tujuan dunia. Sebagian mereka bahkan tidak menginginkan mendapatkan dunia sama sekali. Diceritakan bahwa sebagian sahabat tidak ridho jika mendapatkan dunia sedikit pun. Mereka pun tidak mencari-cari dunia karena yang selalu mereka harapkan adalah negeri akhirat. Semua ini mereka lakukan untuk senantiasa komitmen dalam amalan mereka, agar selalu timbul rasa harap pada kehidupan akhirat. Mereka sama sekali tidak menyukai untuk disegerakan balasan terhadap kebaikan yang mereka lakukan di dunia.
Beragamnya Niat Dan Amalan Untuk Menggapai Dunia
            Adapun amalan yang seseorang lakukan untuk mendapat balasan dunia ada dua macam. Pertama, amalan yang tidak disebutkan di dalamnya balasan dunia. Namun seseorang melakukan amalan tersebut untuk mengharapkan balasan dunia, maka semacam ini tidak diperbolehkan bahkan termasuk kesyirikan. Misalnya; seseorang melaksanakan sholat Tahajud. Dia berniat dalam hatinnya bahwa pasti dengan melakukan shalat mala mini, anaknya yang akan lahir nanti adalah laki-laki. Ini tidak dibolehkan karena tidak ada satu dalil pun yang menyebutkan bahwa dengan melakukan sholat tahajud akan mendapatkan anak laki-laki.
            Kedua, amalan yang disebutkan di dalamnya balasan dunia. Contohnya adalah silaturrahim dan berbakti kepada kedua orang tua. Semisalnya silaturrahmi, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahmi”. (HR. Bukhari dan Muslim).
            Jika seseorang melakukan amalan semacam ini, namun hanya ingin mengharapkan balasan dunia saja dan tidak mengharapkan balasan akhirat, maka orang yang melakukannya telah terjatuh dalam ksyirikan. Namun, jika dia melakukannya dengan ikhlas, maka ini tidak mengapa dan balasan dunia adalah sebagai tambahan nikmat untuknya karena syari’at telah menunjukan adanya balasan dunia dalam amalan ini.
Kenapa Engkau Tidak Ikhlas Saja Dalam Beramal?
            Sebenarnya jika seseorang memurnikan amalannya hanya untuk ALLAH dan ikhlas kepadaNYA niscaya dunia pun akan menghampirinya tanpa mesti dia cari-cari. Namun, jika seseorang mencari-cari dunia dan dunia yang selalu menjadi tujuannya dalam beramal, memang benar dia akan mendapatkan dunia tetapi sekadar yang ALLAH takdirkan saja. Ingatlah ini..!!
            Semoga sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam bisa menjadi renungan bagi kita semua, “Barang siapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka ALLAH akan memberikan kecukupan dalan hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barang siapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka ALLAH akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya”. (HR. Tirmidzi).
            Marilah saudaraku, kita ikhlas selalu niat kita ketika kita beramal. Murnikanlah semua amalan hanya untuk menggapai ridho ALLAH. Janganlah niatkan setiap amalanmu hanya untuk meraih kenikmatan dunia semata. Ikhlaskanlah amalan tersebut pada ALLAH, niscaya dunia juga akan engkau raih. Yakinlah hal ini….!!!At-Tauhid: Beribadah Hanya Untuk Menggapai Dunia

No comments:

Post a Comment