Istiqomah sebuah perkara yang sangat
didambakan setiap muslim. Karena hanya dengan istiqomah diatas iman dan islam
hingga akhir hayat, seorang hamba akan menuai kebahagiaan hakiki di dunia dan
di akhirat. Berikut ini sepuluh kaidah menuju istiqomah, mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua.
Pertama.
ALLAH ta’ala berfirman yang artinya, “Dan ALLAH mengajak manusia ke Darussalam
(surga) dan memberikan pentunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang
lurus.” (QS. Yunus; 25). Bahkan tidak kurang 17 kali dalam sehari semalam, kita
memohon istiqomah melali ayat dalam al-fatihah, “ihdinash shirathal mustaqim).
Jika seorang hamba meyakini hal ini, maka ia akan mengikat hatinya kepada ALLAH
Ta’ala, dengan senantiasa berdoa agar istiqomah dalam mentaati perintah-NYA dan
menjauhi larangan-NYA.
Kedua,
ketahuilaj bahwasanya hakikat istiqomah yaitu berkomitmen diatas jalan ALLAH
Ta’ala. Dia berfirman yang artinya, “Dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah
Jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan yang lain karena jalan-jalan tersebut mencerai-beraikan kam dari
Jalan-NYA.”(QS. Al an’am; 153)
Ketiga.
Diriwayatkan Anas, “Tidak akan istiqomah dengan sempurna keimanan seorang hamba
sampai hatinya istiqomah dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah sampai lisannya bisa istiqomah.”(HR. Ahmad).
Seseorang itu tergantung dengan dua anggota tubuh kecilnya yaitu hati dan
lisan. Jika hati seorang hamba istiqomah maka anggota badan yang lain pun akan
istiqomah
Keempat.
Ketahuilah bahwasanya istiqomah yang dituntut yaitu as saddad yaitu berusaha
semaksimal mungkin untuk menjalankan sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam
dengan sebaik-baiknya. Apabila kita tidak mampu, maka berusahala untuk
mendekati sunnah tersebut. sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda, “Wa qaaribu wa saddidu.” (HR. Muslim). Yaitu maknanya berusahalah
semaksimal mungkin dalam menetapi suatu amalan, namun jika tidak mampu maka
minimal berusahalah ntuk mendekati hal tersebut yaitu mengerjakannya meskipun
sedikit namun kontinyu)
Kelima.
Istiqomah itu berkaitan dengan perkataan, perbuatan dan juga niat. Artinya
seluruh anggota tubuh kita dituntut agar selalu istiqomah. Sabda Nabi
shallallahu alaihi wasallam, “Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh manusia
itu terdapat sekerat daging yang apabila baik maka baik pula seluruh tubuhnya
dan jika rusak maka rusak pula seeluruh tubuhnya. Ketahuilah, sekerat daging
itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al
Khudry, Rasulullah bersabda, “Jika anak Adam memasuki waktu pagi, maka seluruh
anggota tubuhnya berpesan kepada lisan seraya berkata, bertakwalah kepada ALLAH
karena kami bergantung pada mu. Jika engkau lurus, kami pun ikut lurus dan jika
engkau bengkok maka kami pun ikut bengkok.” (HR. Tirmidzi). Sesungguhnya
seluruh amal perbuatan kita hanyalah mengikuti hati dan lisan kita, jika hati
dan lisan baik maka selurh anggota tubuh akan baik pula.
Keenam.
Istiqomah harus dilakukan lillah, billah, wa ‘ala amrillah. Lillah yaitu
dilakkan ikhlas karena ALLAH semata-mata mengharap wajah ALLAH Ta’al yang
artinya, “Maka istiqomahlah kalian kepada-NYA”(QS. Fushilat; 6). ALLAH
memerintahkan kita unutk istiqomah, yang artinya bahwa istiqomah termasuk
bagian dari ibadah. Ibadah tidak akan diterima melainkan dengan ikhlas. Billah,
bahwasanya istiqomah hanya dapat dilakukan dengan mengharap pertolongan dari
ALLAH Ta’ala.
Oleh karena itu sebelum kita meminta
istiqomah, terlebih dahulu kita meminta pertolongan ALLAH, “Iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’in” hanya kepada MU-lah kami beribadah dan hanya kepada MU-lah
kami memohon pertolongan. ALLAH berfirman yang artinya, “Maka sembahlah Dia dan
bertakwalah kepada-NYA” (QS. Hud; 123). Perintah untuk bertawakal menunjukkan
perintah untuk senantiasa memohon pertolongan kepada ALLAH. Terakhir, ala
amrillah, harus sesuai dengan syariat ALLAH. “Maka istiqomahlah kamu,
seebagaimana apa yang telah diperintahkan kepadamu”(QS. Hud; 112)
Ketujuh.
Seseorang yang telah mampu mencapai derajat istiqomah, tidak boleh merasa hebat
dengan amalannya, tertipu dengan amalannya dan bangga. Namun hendaknya ia
senantiasa bersandar kepada ALLAH, bersungguh-sunggh dan berharap kepada ALLAH
agar amalan-amalannya diterima. “Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah
mereka berikan dengan hati yang takut karena mereka tahu bahwa sesungguhnya
mereka akan kembali kepada Rabb mereka”(QS. Al-mu’minun; 60). Dalam ayat ini
ALLAH katakana bahwa setelah orang-orang mukin tersebut beramal shalih, justru
hati mereka merasa takut yaitu takut jika amalan mereka tidak diterima oleh
ALLAH.
Kedelapan. Barangsiapa
yang ALLAH beri pentunjuk untk istiqomah selama dunia, maka ALLAH akan
memberinya istiqomah pula ketika melewati ash shirath yaitu jembatan yang
dibentangkan diatas permukaan apai neraka. Sesuai dengan kadar istiqomahnya
selama di dunia seperti itulah kadar istiqomah ketika melewati jembatan
tersebut. maka kemampuan setiap orang berbeda-beda tatkala melewati ash
shirath, ada yang melesat seperti petir, ada yang seperti angin, kuda, unta
dalam keadaan berlari, berjalan bahkan ada dalam keadaan terlempar ke dalam api
neraka.
Oleh karena itu saudaraku, ingatlah
bahwa hasil jerih payah kita selama di dunia untuk istiqomah akan terganjar di
akhirat kelak. Semakin kita mampu untk istiqomah selama di dunia, semakin kita
mampu untuk istiqomah dalam melewati ash shiroth kelak.
Kesembilan.
Bahwasanya hal-hal yang dapat menghalangi seseorang dari istiqomah ada dua
yaitu syubhat dan syahwat. Syubhat berkaitan dengan aqidah dan pemikiran yang
menyimpang. Dan syahwat berkaian dengan hawa nafsu. Ibnu mas’ud meriwayatkan
Rasulullah membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, “Ini adalah jalan
ALLAH yang lurus” lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian
bersabda, “Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satu pn dari jalan-jalan ini
kecuali di dalamnya terdapat syaitan yang menyeru kepadanya.” (HR. Ahmad).
Garis-garis tersebut adalah sybhat dan syahwat yang selalu menghalangi
seseorang dari istiqomah. Oleh karena itulah kita harus waspada terhadap kedua
hal ini. Semoga itulah kita harus waspada terhadap kedua hal ini. Semoga ALLAH
senantiasa member kita kemampan untuk menjauhi penyakit syubhat dan syahwat.
Kesepuluh.
Diantara bentuk keluar dari istiqomah ialah tasyabbuh (meniru-niru) kaum yahudi
dan nashrari. Dari Abdullah bin Umar dia berkata, “Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam bersabda, barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia
termasuk darinya.” (HR. Abu Daud). Rasullullah bersabda, “Niscaya kamu akan
mengikuti tradisi orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal sehasta
demi sehasta, sampai sekiranya mereka masuk ke dalam lubang Dhob (sejenis
biawak) tentu kamu akan mengikuti mereka.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini menunjukkan betapa “bersemangatnya”
kaum muslimin dalam mengikti tradisi kaum yahudi dan nashrani. Oleh karena itu
ketika kita membaca surat al-fatihah, “Tunjukilah kami jalan yang lurus, yaitu
jalan orang-orang yang telah Engkau beri nimat kepada mereka, bukan jalan
mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan yang mereka sesat.” (QS. Al fatihah;
6-7), ketahilah bahwasanya orang-orang yang dimurkai ialah kaum yahudi dan
orang-orang yang sesat ialah kaum nasrani.
Kaum yahudi dimurkai karena mereka
memiliki kitab, memiliki ilm namun tidak diamalkan. Sedangkan kaum nasrani
dimurkai karena mereka ahli ibadah, namun tanpa diiringi dengan ilmu hingga
terjerumus dalam berbagai bentuk tata cara ibadah yang tidak disyariatkan oleh
ALLAH ta’ala (lihat tafsir Ibnu Katsir). Oleh karena itu diantara bentuk
mengindari tasyabbuh dengan kedua golongan tersebut, ialah berilmu dan
mengamalkan ilmu tersebut. At Tauhid: 10 Kaidah Menuju Istiqomah
J.V. Hotel and Casino in New York City - Ticket Price History
ReplyDeleteJ.V. Hotel 남양주 출장안마 and Casino 슬롯 - 영천 출장마사지 A ticket to a live music show inside 정읍 출장안마 the J.V. Hotel and 남원 출장마사지 Casino in New York City has a high price tag.