Memupuk Rasa Takut Kepada ALLAH
Pernahkah kita tersadar bahwa
lancangnya kita melakukan hal-hal yang dilarang agama, meninggalkan perintah
agama dan meremehkan ajaran agama itu semua karena betapa minimnya rasa takut
kita kepada ALLAH. Bahkan kita terkadang lebih takut kepada manusia daripada
kepada ALLAH Ta’ala. Padahal ALLAH berfirman yang artinya, “…karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi takutlah
kepada-KU”. (QS. Al-Maidah; 44).
Maka takut kepada ALLAH adalah salah
satu bentuk ibadah yang semestinya dicamkan oleh setiap mukmin.
Sifat Orang Yang Bertaqwa
Takut kepada ALLAH adalah sifat orang
yang bertaqwa, dan ia juga merupakan bukti imannya kepada ALLAH. Lihatlah bagaimana ALLAH
mensifati para Malaikat. ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya; “Mereka takut kepada Rabb mereka yang berada
di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan kepada mereka”. (QS.
An-Nahl;50)
Lihat juga bagaimana ALLAH Ta’ala
berfirman tentang hamba-hambanya yang paling mulia yaitu para Nabi alaihimus
sallam yang artinya; “Sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan
yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan takut. Dan mereka
adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami”. (QS. Al-Anbiya; 90)
Semakin Berilmu Semakin Takut
Kepada ALLAH
Oleh karenanya, seseorang semakin ia
mengenal Rabb-NYA dan semakin dekat ia kepada ALLAH Ta’ala, akan semakin besar
rasa takutnya kepada ALLAH. Nabi kita shallallahu alaihi wasallam bersabda; “Sesungguhnya aku yang paling mengenal ALLAH
dan akulah yang paling takut kepada-NYA”. (HR. Bukhari dan Muslim)
ALLAH Ta’ala juga berfirman yang
artinya; “Sesungguhnya yang takut kepada
ALLAH di antara hamba-hamba-NYA, hanylah ulama”. (QS. Fathir; 28). Ya,
karena para ulama, yaitu memiliki ilmu tentang agama ALLAH ini dan
mengamalkannya, merekalah orang-orang yang paling mengenal ALLAH. Sehingga betapa
besar rasa takut mereka kepada ALLAH Ta’ala.
Karena orang yang memiliki ilmu
tentang agama ALLAH akan paham benar akan kebesaran ALLAH keperkasaan-NYA,
paham benar betapa pedih dan ngeri adzab-NYA. Oleh karena itu, Nabi shallallahu
alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya; “Demi ALLAH, andai kalian tahu apa yang aku ketahui, sungguh kalian
akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kalian pun akan enggan dengan istri
kalian. Dan kalian akan keluar menuju tanah tinggi, mengiba-iba berdoa kepada
ALLAH”. (HR. Tirmidzi)
Demikian, sehingga tidak heran jika
sahabt Umar bin khathab, sahabat Nabi yang alim lagi mulia dan stempel surge sudah
diraihnya, beliau tetap berkata,”Andai terdengar suara dari langit yang
berkata; “Wahai manusia, kalian semua sudah terjamin pasti masuk surge kecuali
satu orang saja”. Sungguh aku khawatir satu orang itu adalah aku”. (HR. Abu Nu’aim).
Hal itu karena takut yang timbul dari ma’rifatullah yang mendalam.
Orang yang paling banyak meriwayatkan
hadis Nabi, Abu Hurairah Radhiallallahu’anhu, beliau ulama di kalangan para
sahabat, yang tidak perlu kita ragukan lagi keutamaannya, beliau pun menangis
ketika sekarat menghadapi ajalnya dan berkata; “Aku tidak menangis karena
urusan dunia kalian, aku menangis karena telah jauh perjalananku, namun betapa
sedikit bekalku. Sungguh kelak aku akan berakhir di surga atau neraka, dan aku
tidak mengetahui mana yang diberikan pada ku diantara keduanya”. (HR. Nu’aim
bin Hammad)
Maka orang-orang yang lancang
berbuat maksiat, yang mereka tidak memiliki rasa takut kepada ALLAH, adalah
karena kurangnya ilmu mereka terhadap agama ALLAH serta kurangnya ma’rifah
mereka kepada ALLAH Ta’ala.
Memupuk Rasa Takut
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya,
adalah bagaimana kita memupuk rasa takut kepada ALLAH Ta’ala?. Dapat di jelaskan
sebagai berikut:
Pertama,
mengingat betapa lemahnya kita dan betapa ALLAH Maha Perkasa. Sadarlah betapa
kita ini kecil, lemah, hina di hadapan ALLAH. Sedangkan ALLAH adalah AL-AZIZ,
AL-QAWIY, AL-MATIIN, AL-KHALIQ, dan AL-GHANIY.
Betapa lemahnya hamba sehingga
ketika hamba tertimpa musibah tidak ada yang bisa menghilangkan kecuali ALLAH. Ia
berfirman yang artinya; “Jika ALLAH
menimpakan suatu kemudaratan kepada mu, maka tidak ada yang menghilangkannya
melainkan Dia sendiri”.(QS. Al-An’am; 17).
Betapa Maha Besarnya ALLAH, hingga
andai kita durhakai ALLAH, sama sekali tidak berkurang kemuliaan ALLAH. “Dan kepunyaan ALLAH lah apa yang di langit
dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang
diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu; berrtakwalah kepada ALLAH. Tetapi
jika kamu kafir, maka ketahuilah sesungguhnya apa yang dilangit dan apa yang di
bumi hanyalah kepunyaan ALLAH dan ALLAH Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS.
An-Nisa; 131). Dengan semua kenyataan ini masihhkah kita tidak takut kepada
ALLAH?.
Kedua,
memupuk rasa cinta kepada ALLAH. Dua
orang yang saling mencintai, bersamaan dengan itu akan timbul rasa takut dan
khawatir. Yaitu takut akan sirnanya cinta tersebut. demikian pula rasa cinta
hamba kepada ALLAH. Hamba yang mencintai ALLAH dengan tulus, berharap ALLAH pun
mencintainya dan ridha kepadanya. Bersamaan dengan itu ia akan senantiasa
berhati-hati untuk tidak melakukan hal yang dapat membuat ALLAH tidak ridha dan
tidak cinta kepadanya.
Ketiga,
adzab ALLAH yang sangatlah pedih. Jika kedua hal diatas belum menyadarkan
anda untuk takut kepada ALLAH, cukup ingat satu hal, bahwa azab ALLAH itu
sangatlah pedih yang disiapkan bagi orang-orang yang melanggar aturan agama
ALLAH. ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Hendaklah
orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau
ditimpa azab yang pedih”. (QS. An-Nuur; 63).
Pedihnya adzab ALLAH sampai-sampai
dikabarkan dalam Al-Quran bahwa setan berkata; “Sesungguhnya aku takut kepada ALLAH. Dan ALLAH sangat keras siksa-NYA”.
(QS. Al-Anfal; 48).
Dan hendaknya kita takut pada neraka
ALLAH yang tidak bisa terbayangkan kengeriannya. ALLAH Ta’ala berfirman yang
artinya; “Hai orang-orang yang berfirman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai ALLAH terhadap apa yang diperintahkan-NYA kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”(QS. At-Tahrim; 6).
Jangan Merasa Aman
Sebagian orang merasa sudah banyak
beramal, sudah banyak berbuat baik, merasa sudah bertaqwa, merasa dirinya suci,
sehingga ia pun merasa ALLAH tidak mungkin mengadzabnya. Hilang darinya rasa
takut kepada ALLAH. ALLAH berfirman yang artinya; “Apakah kalian merasa aman dari maker ALLAH? Tidaklah ada orang yang
merasa aman dari maker ALLAH kecuali orang-orang yang merugi”. (QS. Al- A’raf;
99).
Bagaimana mungkin seorang yang
berriman merasa percaya diri dengan amalnya, merasa apa yang telah ia lakukan
pasti akan membuatnya aman dari adzab ALLAH? Sekali-kali bukanlah demikian
sifat seorang mukmin. Adapun orang beriman, ia senantiasa khawatir atas dosa
yang ia lakukan, tidak ada yang ia anggap kecil dan remeh. Abdullah bin Mas’ud
berkata; “Seorang yang beriman melihat dosa-dosanya bagai ia sedang duduk di
bawah gunung yang akan runtuh, ia khawatir tertimpa. Sedangkan orang fajir
(ahli maksiat), melihat dosa-dosanya bagaikan lalat yang melewati hidungnya”.
(HR. Bukhari).
Tapi Jangan Putus Asa
Seorang mukmin senantiasa memiliki
rasa takut kepada ALLAH. Namun bukan berarti rasa takut ini menyebabkan kita
putus asa dari rahmat-NYA, sehingga kita merasa tidak akan diampuni, merasa
amal kita sia-sia, merasa pasti masuk neraka dan bentuk-bentuk keputusasaan
lain. Ini tidak benar. Keimanan yang sempurna kepada ALLAH mengaharusnya kita
memiliki keduanya, rasa takut dan rasa harap. Dengan berputus asa terhadap
rahmat ALLAH seakan-akan seseorang mengingkari bahwa ALLAH itu AR-RAHMAN,
AR-RAHIM dan AL-GHAFUR. Ingatlah nasehat Nabi Yusuf kepada anak-anaknya; “Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat
ALLAH. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat ALLAH, melainkann kaum yang
kafir” (QS. Yusuf; 87)
Al Hasan Al Bashri berkata; “Raja
dan khauf adalah kendaraan seorang mukmin”. Al Ghazali pun berujar; “Raja dan
khauf adalah dua sayap yang dipakai oleh para muqarrabin untuk menempati
kedudukan yang terpuji”.
Demikian sedikit yang dapat penulis
paparkan. Semoga kita menjadi hamba-hamba ALLAH yang senantiasa takut
kepada-NYA, sehingga dengan itu kita enggan mengabaikan segala perintahnya dan
enggan melanggar segala larangannya.At-Tauhid: Memupuk Rasa Takut Kepada ALLAH
Wal
shallallahu ala Nabiyyina Muhammadin wa alalihi wasallam. Walhamdulillahi Rabil
alamin.
No comments:
Post a Comment