Orang yang Pantas Dicemburui
Hukum
asalnya, sifat iri dan cemburu terhadap kelebihan orang lain dalam islam tidak
diperrbolehkan. Karena sifat ini mengandung prasangka buruk kepada ALLAH dan
tidak ridha dengan pembagian yang ALLAH berikan kepada makhluk-NYA. Akan tetapi,
Rasulullah Shallahhahu ‘alaihi wasallam
mengecualikan beberapa orang yang boleh dan pantas untuk dicemburui karena
kelebihan besar yang mereka miliki. Siapakah mereka?. Temukan jawabannya dalam
hadis berikut ini;
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada (sifat) iri (yang terpuji)kecuali
pada dua orang: seorang yang dipahamkan oleh ALLAH tentang AL-Quran kemudian
dia membacanya di waktu malam dan siang hari, lalu salah seorang tetangganya
mendengarkan (bacaan AL-Quran)nya dan berkata:”Duhai kiranya aku diberi
(pemahaman AL-Quran) seperti yang diberikan kepada si folan, sehingga aku bias mengamalkan
(membaca AL-Quran) seperti yang diamalkannya. Dan seorang yang dilimpahkan oleh
ALLAH baginya harta (yang berlimpah) kemudian dia membelanjakannya di (jalan)
yan benar, lalu ada orang lain yang berkata: “Duhai kiranya aku diberi
(kelebihan harta) seperti yang diberikan kepada si folan, sehingga aku bias mengamalkan
(bersedekah di jalan ALLAH) seperti yang diamalkannya”. (HR. AL-Bukhari).
Maksud iri/cemburu dalam hadis
diatas adalah iri yang benar dan tidak tercela, yaitu AL-Gibthah, yang artinya
menginginkan nikmat yang ALLAH berikan kepada orang lain tanpa mengaharapkan
hilangnya nikmat itu dari orangg tersebut [lihat “Siyaru alaamin nubalaa”(8/437].
Coba perhatikan dan renungkan hadis
ini dengan seksama. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam menyebutkan dua golongan manusia yang pantas untuk
dicemburui, yaitu orang yang memahami AL-Quran dan mengamalkannya serta orang
yang memiliki harta dan menginfakkannya di jalan ALLAH.
Dalam hadis ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga
menjelaskan sebab yang menjadikan mereka pantas untuk di cemburui, bukan karena
kelebihan dunia semata yang mereka miliki, tapi karena mereka mampu untuk
menundukkan hawa nafsu yang mencintai dunia secara berlebihan, sehingga harta
yang mereka miliki tidak menghalangi mereka untuk meraih keutamaan tinggi di
sisi ALLAH.
Inilah kelebihan sejati yang pantas
dicemburui, adapun kelebihan harta atau kedudukan duniawi semata maka ini
sangat tidak pantas untuk dicemburui, karena ini hakikatnya bukan merupakan
kelebihan tapi celaan dan fitnah bagi manusia, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya pada setiap umat (kaum) ada
fitnah (yang merusak/menyesatkan mereka) dan fitnah (pada) umatku adalah harta”.
[(HR. At- Tarmidzi dan Ahmad), dinyatakan shahih oleh imam At-Tarmidzi dal
Al-Albani].
Oleh karena itu, cemburu dan iri
hanya kerena kelebihan harta yang dimiliki seseorang tanpa melihat bagaimana
penggunaan harta tersebut, inni adalah sifat yang sangat tercela. ALLAH
berfirman tentang orang-orang yang iri melihat harta kekayaan Qarun (yang
artinya) : “Maka keluarlah dia (Qarun)
kepada kaumnya dengan perhiasannya (harta bendanya). Orang-orang yang
menginginkan kehidupan dunia berkata: “Duhai kiranya kami mempunyai harta
kekayaan seperti yang diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar
memiliki keberuntungan yang besar”. Tetapi orang0orang yang dianugerahkan ilmu
berkata:”Celakalah kalian! Ketahuilah, pahala ALLAH lebih baik bagi orang-orang
yang beriman dan beramal sholeh, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh
oleh orang-orang yang sabar. Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke
dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang (mampu) menolongnya
selain ALLAH, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. Dan jadilah
orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukan (harta benda) Qarun itu
berkata: “Aduhai, benarlah kiranya ALLAH yang melapangkan rezeki bagi siapa
yang Dia dikehendaki diantara hamba-hamba-NYA dan membatasi (bagi siapa yang
Dia dikehendaki diantara hamba-hambanya). Sekiranya ALLAH tidak melimpahkan
karunia-NYA kepada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai,
benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat
ALLAH)”. (QS. Al-Qashash: 79-92).
Adapun contoh sikap cemburu yang
benar adalah sikap cemburu dalam kebaikan yang ditunjukan oleh orang-orang yang
sempurna iman mereka, para shabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam , sebagaimana yang disebutkan dalam
hadis berikut: Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu
dia berkata: “ Orang-orang miskin (dari para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam) pernah dating menemui beliau, lalu mereka berkata: “Wahai Rasulullah,
orang-orang (kaya)yang memiliki harta yang berlimpah bias mendapaatkan pahala
(dari harta mereka), kedudukan yang tinggi (disisi ALLAH Ta’ala) dan kenikmatan
yang abadi di surga, karena mereka melaksanakan shalat seperti kami
melaksanakan shalat dan mereka juga berpuasa seperti kami berpuasa, tapi mereka
memiliki kelebihan harta yang mereka gunakan untuk menunaikan ibadah haji,
umrah, jihad dan sedekah, sedangkan kami tidak memiliki harta….”. Dalam
riwayat Imam Muslim, di akhir hadis ini Rasulullah Shallalla ‘alaihi wasallam bersabda : “Itu adalah karunia (dari) ALLAH yang diberikan-NYA kepada siapa yang
dikehendaki-NYA”. [(HR. Al-Bukhari dan Muslim)].
Imam Ibu Hajar berkata: “Dalam hadis ini (terdapat dalil yang
menunjukan) lebih utamanya orang kaya yang menunaikan hak-hak ALLAH Ta’ala pada
(harta) kekayaannya dibandingkan orang miskin, karena berinfak di jalan ALLAH
(seperti yang disebutkan dalam hadis diatas) hanya bias dilakukan oleh orang
kaya”. [lihat “Fathul Baari” (3/298)].
Kesimpulannya, terrmasuk orang yang
pantas dicemburui, bahkan kecemburuan tersebut dipuji dalam islam adalah orang
yang memiliki kelebihan dalam harta tapi dia selalu menginfakkan hartanya di
jalan ALLAH. Karena kecemburuan ini dapat menjadi motivasi untuk berlomba-lomba
dalam kebaikan yang diperintahkan dalam agama. ALLAH berfirman (yang artinya): “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan”.
(QS. Al-Baqarah: 148).
Jadi cemburu dan iri kepadda
kelebihan harta yang dimiliki seseorang bukan karena kelebihan harta yang
dimilikinya semata-mata, akan tetapi karena motivasi kebaikan besar yang
dimilikinya dengan banyak membelanjakan hartanya di jalan ALLAH. Inilah sebaik-baik
harta yang dimiliki oleh orangyang beriman, sebagaiman sabda Rasulullah: “Sebaik-baik harta yanga shaleh (penuhh
berkah) adalah untuk hamba yang shaleh”.
Adapun sifat rakus dan ambisi
berlebihan terhadap harta tanpa mempertimbangkan keberkahan dan manfaatnya
dalam meraih keridhaan ALLAH maka ini perbuatan tercela dan sebab yang akan
merusak keimanan seorang hamba, serta menjadikannya jauh dari segala kebaikan
dunia dan akhirat.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan
utamanya maka ALLAH akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/
tidak perrnah merasa cukup selalu ada di hadapannya, padahal dia tidak akan
mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang ALLAH tetapkan
baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utamanya) maka
ALLAH akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup
(ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi dating kepadanya dalam keadaan
rendah (tidak berrnilai dihadapannya”. [HR. Ibnu Majah, Ahmad, Ad- Daarimi,
Ibnu Hibban dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, Al-Bushiri dan syaikh
Al-Albani].
Semoga ALLAH memudahkan kita untuk
selalu berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaatan kepada-NYA.At-Tauhid: Orang yang pantas dicemburui
No comments:
Post a Comment