Friday, January 31, 2014

At Tauhid: 6 Kerusakan Dalam Valentine's Day



6 Kerusakan Dalam Valentine’s Day

            Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Diantaranya kasih sayang antara sesame, pasangan suami-istri, orang tua dan anak, kakak adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.


Cikal Bakal Hari Valentine
            Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal usul valentine’s day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan  Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi kuno (13 – 18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) Juno Februata. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupecalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
            Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama Negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari.

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine
            Diantara versi yang ada menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St. Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga ia pun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.
            Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan. Pertama, valentine’s day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganism dan kesyirikan. Kedua, upacara Romawi Kuno diatas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine. Ketiga, hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta. Dan yang terakhir, pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.
            Sungguh ironis memnag kondisi umat islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah diatas. Seolah-olah mereka menutup mada dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganism. Sudah sepatutnya mereka merayakan hari tersebut, setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganism dan kesyirikan. Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari valentine.

Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir
            Agama islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir. Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan hal inni juga merupakan kesepakatan para ulama. Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Ash Shiroth Al Mustaqim. Rasulullah shallallahu alaihhi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud). Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini shohih sebagaimana dalam Irwa’ul Gholil (NO. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari valentine adalah pereayaan paganism dak kesyirikan, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakan berarti telah meniru-niru mereka.

Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman
            ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya”. (QS. Al Furqon 25: 72). Diantara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak mengahadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas (Zaadul Maysir, Ibnul Jauziy). Jadi,  ayat diatas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi merayakan valentine’s day bukanlah cirri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat islam.

Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta, St. Valentine Akan Berkumpul Bersamanya Di Hari Kiamat Nanti
            Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahewa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?” beliau shallallahu alaihi wasalam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cintal ALLAH dan Rasul-NYA”. Beliau shallallahu alaihi wasallam berkata, “Kalau begitu engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai”. (HR. Bukhari dan Muslim).
            Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anaas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai)”. Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu alaihi wasallam, Abu Bakar dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka”.
            Bandingkan, bagaiman jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam diatas; “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir? Semoga hal ini menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat
            “Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang romawi.
            Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my Valentine”, berarti sama dengan kita meminta prang menjadi “Sang Maha Kuasa” bagi kita. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
            Kami pun telah kemukaan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganism. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam perayaan orang lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama.

Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina
            Perayaan valentine’s day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari symbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan pratek zina. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih. Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isro’ 17: 32).

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan
            Menjelang hari valentine berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Perbuatan setan lebih senang diikuti daripada dibelanjakan untuk hal yang lebih bermanfaat. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu, mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman ALLAH Ta’ala yang artinya, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan”. (QS. Al Isro’ 17; 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini.

Peringatan dari Komisi Fatwa di Saudi Arabia
            Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Al Ilmiyyah wal ifta’ (Komisi Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa, Saudi Arabia) telah menanggapi pertanyan seputar Idul Hubb (perayaan hari valentine). Para ulama yang duduk disana menjawab, “Perayaan hari valentine termasuk perayaan yang dikategorikan tasyabbuh (meniru-niru) orang kafir dan termasuk salah satu hari besar dari kaum paganis Kristen. Karenanya, diharamkan bagi siapapun dari kaum muslimin, yang dia mengaku beriman kepada ALLAH dan Hari Akhir, untuk mengambil bagian di dalamnya termasuk member ucapan selamat kepada seseorang pada saat itu. Sebaliknya, wajib baginya untuk menjauhi perayaan tersebut sebagai bentuk ketaatan pada ALLAH dan Rasul-NYa, dan mejaga jarak dirinya dari kemarahan ALLAH dan hukuman-NYA.
            Begitu pula seorang muslim diharamkan untuk membantu dalam perayaan ini, atau perayaan lainnya yang terlarang, baik membantu dengan makanan, minuman, jual, beli, produksi, ucapan terima kasih, surat menyurat, pengumuman, dan lain-lain. Semua ini termasuk bentuk tolong-menolong dalam dosa dan pelanggaran, serta termasuk maksiat kepada ALLAH dan Rasul-NYA. ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada ALLAH, sesungguhnya ALLAH amat berat siksa-NYA”. (QS. Al Maidah: 2).

Penutup
            Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganism, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum valentine tidak ikut-ikutan merayakan hari valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, setiap orang haruslah takut pada kemurkaan ALLAH Ta’ala.At Tauhid: 6 Kerusakan Dalam Valentine's Day

Alhamdulillahilladzi bi ni’mathi tatimmush sholihat

No comments:

Post a Comment