Monday, February 3, 2014

At Tauhid: 5 Amalan Sholat Sunnah Sehari Semalam



5 Amalan Sholat Sunnah Sehari Semalam


            Amalan yang terbaik adalah yang berkelanjutan walau jumlahnya sedikit. Begitu pula dalam shalat sunnah, beberapa diantaranya bisa kita jaga rutin karena itulah yang dicintai oleh ALLAH Ta’ala. Apa saja amalan shalat sunnah tersebut? berikut kami  sebutkan keutamaannya, semoga membuat kita semangat untuk menjaga dan merutinkannya.


Pertama: Shalat Sunnah Rawatib
            Mengenai keutamaan shalat sunnah rawatib diterangkan dalam hadis berikut ini. Ummu Habibah berkata bahwa ia mendengar Rasul shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat 12 rakaat (sunnah rawatib) sehari semalam akan dibangunkan baginya rumah di surga”. (HR. Muslim)
            Dalam riwayat At Tirmidzi sama dari Ummu Habibah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa sehari semalam mengerjakan shalat 12 rakaat, akan dibangunkan baginya rumah di surge, yaitu: 4 rakaat sebelum zuhur, 2 rakaat setelah zuhur, 2 rakaat setelah magrib, 2 rakaat setelah isya dan 2 rakaat sebelum subuh”. (HR. Tirmidzi dan An Nasai)
            Yang lebih utama dari shalata rawatib adalah shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah subuh). Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Dua rakat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya”. (HR. Muslim). Juga dalam hadis Aisyah yang lainnya, beliau berkata, “Nabi shalllahu alaihi wasalam tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang kontinuitasnya (Kesinambungannya) melebihi dua rakaat (sholat rawatib) subuh”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua: Sholat Tahajud (Sholat Malam)
            ALLAH Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az Zumar: 9).
            Nabi shallallahu alaihi wasalm bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan ALLAH Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam”. (HR. Muslim). Amr bin Al Ash radhiyallahu’anhu berkata, “Satu rakaat shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari”. (disebutkan oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif dan As Safarinni dalam Ghodzaul Albaab 2; 498).
            Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata, “Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua rakaat maka ia dianggap telah bermalam karena ALLAH Ta’ala dengan sujud dan berdiri”. (disebutkan oleh An Nawawi). Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri, “Begitu menakjubkan orang yang sholat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya”. Al Hasan berkata, “Karena mereka selalu bersendiri dengan Ar Rahman ALLAH Ta’ala. Jadinya ALLAh memberikan diantara cahaya-NYA pada mereka”.
            Tsabit Al Banani berkata, “Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu”. (lihat Lathoif Al Ma’arif 46). Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.
            Ada yang berkat pada Ibnu Mas’ud, “Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam”. Beliau lantas menjawab, “Yang membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat”. (Ghodzaul Albaab, 2/504). Lukman berkata pada anaknya, “Wahai anakku, jangan sampai suara ayam berkoko mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap tidur”. (Al Jaami’li Ahkamil Qur’an)

Ketiga: Shalat Witir
            Nabi shallallhu alaihi wasallam bersabda, “Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah sholat witir”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat: Shalat Dhuha
            Dari Abu dzar, nabi shallahu alaihi wasalam bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian diantara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (Alhamdulillah) bisa sebagai seedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah dan setiap bacaan takbir (ALLAHU akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 rakaat”. (HR. Muslim)
            Persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadis dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian”. (HR. Muslim).
            Hadis ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallhu alaihi wasallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadis berikut, “Dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah”. Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannnya, wahai Rasulullah?”. Nabi shallallahu alaihi wasallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di mesjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat dhuha dua rakaat”. (HR. Ahmad).
            Imam Nawawi mengatakan, “Hadis dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamman yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua rakat”. (Syarh Shahih Muslim, 5: 234).

Kelima: Shalat Isyroq
            Shalat isyroq termasuk bagian dari shalat dhuha yang dikerjakan di awal waktu. Waktunya dimulai dari matahari setinggi tombak (15 menit setelah matahari terbit) setelah sebelumnya berdiam diri di mesjid selepas shalat subuh berjama’ah. Dari Abu Umamah, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh dengan berjamaah di mesjid, lalu dia tetap berdiam di mesjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna”. (HR. Thobroni).
            Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan sholat subuh secara berjamah lalu ia duduk sambil berzikir pada ALLAh hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua rakat , maka ia seperti memperoleh pahal haji dan umroh”. Beliau pun bersabda,”Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna”. (HR. Tirmidzi).At Tauhid: 5 Amalan Sholat Sunnah Sehari Semalam

No comments:

Post a Comment