5 Amalan Sholat Sunnah Sehari
Semalam
Amalan yang
terbaik adalah yang berkelanjutan walau jumlahnya sedikit. Begitu pula dalam
shalat sunnah, beberapa diantaranya bisa kita jaga rutin karena itulah yang
dicintai oleh ALLAH Ta’ala. Apa saja amalan shalat sunnah tersebut? berikut
kami sebutkan keutamaannya, semoga
membuat kita semangat untuk menjaga dan merutinkannya.
Pertama: Shalat Sunnah Rawatib
Mengenai keutamaan shalat sunnah
rawatib diterangkan dalam hadis berikut ini. Ummu Habibah berkata bahwa ia
mendengar Rasul shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang
mengerjakan shalat 12 rakaat (sunnah rawatib) sehari semalam akan dibangunkan
baginya rumah di surga”. (HR. Muslim)
Dalam riwayat At Tirmidzi sama dari
Ummu Habibah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda,
“Barangsiapa sehari semalam mengerjakan shalat 12 rakaat, akan dibangunkan
baginya rumah di surge, yaitu: 4 rakaat sebelum zuhur, 2 rakaat setelah zuhur,
2 rakaat setelah magrib, 2 rakaat setelah isya dan 2 rakaat sebelum subuh”.
(HR. Tirmidzi dan An Nasai)
Yang lebih utama dari shalata
rawatib adalah shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah subuh). Aisyah
berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Dua rakat
sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya”. (HR. Muslim). Juga
dalam hadis Aisyah yang lainnya, beliau berkata, “Nabi shalllahu alaihi wasalam
tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang kontinuitasnya (Kesinambungannya)
melebihi dua rakaat (sholat rawatib) subuh”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua: Sholat Tahajud (Sholat Malam)
ALLAH Ta’ala
berfirman yang artinya, “Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung
ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri,
sedang ia takut kepada azab akhirat dan mengharapkan rahmat tuhannya?
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran”. (QS. Az Zumar: 9).
Nabi shallallahu alaihi wasalm
bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan
ALLAH Muharram. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam”.
(HR. Muslim). Amr bin Al Ash radhiyallahu’anhu berkata, “Satu rakaat shalat
malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari”. (disebutkan
oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif dan As Safarinni dalam Ghodzaul Albaab 2;
498).
Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma
berkata, “Barangsiapa yang shalat malam sebanyak dua rakaat maka ia dianggap
telah bermalam karena ALLAH Ta’ala dengan sujud dan berdiri”. (disebutkan oleh
An Nawawi). Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri, “Begitu menakjubkan orang
yang sholat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya”. Al Hasan
berkata, “Karena mereka selalu bersendiri dengan Ar Rahman ALLAH Ta’ala.
Jadinya ALLAh memberikan diantara cahaya-NYA pada mereka”.
Tsabit Al Banani berkata, “Saya
merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya
menikmatinya 20 tahun setelah itu”. (lihat Lathoif Al Ma’arif 46). Jadi total
beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu
butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.
Ada yang berkat pada Ibnu Mas’ud,
“Kami tidaklah sanggup mengerjakan shalat malam”. Beliau lantas menjawab, “Yang
membuat kalian sulit karena dosa yang kalian perbuat”. (Ghodzaul Albaab,
2/504). Lukman berkata pada anaknya, “Wahai anakku, jangan sampai suara ayam
berkoko mengalahkan kalian. Suara ayam tersebut sebenarnya ingin menyeru kalian
untuk bangun di waktu sahur, namun sayangnya kalian lebih senang terlelap
tidur”. (Al Jaami’li Ahkamil Qur’an)
Ketiga: Shalat Witir
Nabi shallallhu
alaihi wasallam bersabda, “Jadikanlah akhir shalat malam kalian adalah sholat
witir”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat: Shalat Dhuha
Dari Abu dzar,
nabi shallahu alaihi wasalam bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh
persendian diantara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah)
bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (Alhamdulillah) bisa sebagai
seedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah dan
setiap bacaan takbir (ALLAHU akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar
ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran)
adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat
Dhuha sebanyak 2 rakaat”. (HR. Muslim)
Persendian yang ada pada seluruh
tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadis dan dibuktikan dalam dunia kesehatan
adalah 360 persendian. Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi
wasallam, “Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan
memiliki 360 persendian”. (HR. Muslim).
Hadis ini menjadi bukti selalu
benarnya sabda Nabi shallallhu alaihi wasallam. Namun sedekah dengan 360
persendian ini dapat digantikan dengan shalat dhuha sebagaimana disebutkan pula
dalam hadis berikut, “Dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah
mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Manusia memiliki
360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah”.
Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh
persendiannnya, wahai Rasulullah?”. Nabi shallallahu alaihi wasallam lantas
mengatakan, “Menanam bekas ludah di mesjid atau menyingkirkan gangguan dari
jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan
shalat dhuha dua rakaat”. (HR. Ahmad).
Imam Nawawi mengatakan, “Hadis dari
Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamman yang sangat besar dari shalat
Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup
dengan dua rakat”. (Syarh Shahih Muslim, 5: 234).
Kelima: Shalat Isyroq
Shalat isyroq
termasuk bagian dari shalat dhuha yang dikerjakan di awal waktu. Waktunya
dimulai dari matahari setinggi tombak (15 menit setelah matahari terbit)
setelah sebelumnya berdiam diri di mesjid selepas shalat subuh berjama’ah. Dari
Abu Umamah, Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda, “Barangsiapa yang
mengerjakan shalat subuh dengan berjamaah di mesjid, lalu dia tetap berdiam di
mesjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala
orang yang berhaji atau berumroh secara sempurna”. (HR. Thobroni).
Dari Anas bin Malik, Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang melaksanakan sholat
subuh secara berjamah lalu ia duduk sambil berzikir pada ALLAh hingga matahari
terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua rakat , maka ia seperti memperoleh
pahal haji dan umroh”. Beliau pun bersabda,”Pahala yang sempurna, sempurna dan
sempurna”. (HR. Tirmidzi).At Tauhid: 5 Amalan Sholat Sunnah Sehari Semalam
No comments:
Post a Comment